
Tingginya angka pengaduan pelaksanaan Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ) mendorong KPAI untuk melakukan kajian PJJ dengan responden
siswa dan guru. Responden adalah para siswa/i yang mengadu ke KPAI dan sebagai
pembanding ternyata banyak juga siswa/i yang tidak mengadu antusias mengisi kuesioner.
Kajian ini menggunakan metode deskriptif kuatitatif. Survei dilaksanakan dengan
teknik multistage random sampling. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner yang diberikan
menggunakan aplikasi google forms.
Responden mayoritas berasal dari jenjang pendidikan
SMA/SMK/MA sebanyak 64.5%, sedangkan SMP/MTs sebanyak 33,6%, sedangkan sisanya
adalah jenjang SD/MI sebanyak 1,9%.
Adapun pekerjaan orangtua responden mayoritas
adalah pekerja harian sebanyak 38%. Pekerja
upah harian ini diantaranya adalah supir ojek online (Ojol). Kelompok ini kalau
tidak kerja sehari maka tidak ada pemasukan. Urutan kedua adalah pekerja bulanan
sebanyak 22,4%. Kelompok pekerja ini diantaranya adalah karyawan swasta, buruh
pabrik, asisten rumah tangga, dll. Sedangkan urutan ke-3 adalah PNS sebanyak
20,4%. Terakhir adalah pekerja informasl sebanyak 19,2%. Kelompok ini
diantaranya adalah pedagang di pasar
tradisional, kuli angkut barang, memiliki warung di rumah, dan sebagainya.
Berdasarkan hasil survey baik juga kita gunakan
sebagai evaluasi terhadap pembelajaran jarak jauh yang sudah kita laksanakan
dan harapannya ada perbaikan untuk pembelajaran jarak jauh ke depannnya.
Hasil survey ini yang bisa kita ambil sebagai patokan utama untuk evaluasi pembelajaran jarak jauh ke depan adalah kurangnya interaksi atau umpan balik dari guru kepada siswa. Banyak guru hanya memberikan tugas saja tanpa ada bimbingan atau interaksi dengan siswanya. Kemudian juga banyaknya tugas yang diberikan guru dengan batas waktu yang sempit. Selanjutnya juga masih sedikit guru yang menggunakan platform gratis seperti rumah belajar.
Jadi berdasarkan temuan tersebut maka sebaiknya kita sebagai guru agar lebih banyak interaksi atau pun umpan balik kepada siswanya dengan tugas yang diberikan bervariasi dan tidak terlalu banyak serta perlu dikoordinasikan dengan guru yang lain. Interaksi ini bisa saja kita menggunakan Zoom, Google Duo, Webex, atau yang lainnya bagi sekolah atau siswanya yang memadai dari sisi fasilitas.
Sedangkan untuk pembelajaran yang tidak secara daring sebaiknya kita guru menyiapkan modul untuk pembelajaran. Siswa dapat menjawab pertanyaan dari modul tersebut menggunakan bahan yang ada terdapat dalam modul tersebut serta sekaligus bisa mengevaluasi pembelajarnnya secara mandiri.
Sejalan dengan surat edaran Mendikbud No 4 Tahun 2020 tentang kebijakan pendidikan selama pandemi Covid-19 sudah jelas menyatakan bahwa guru tidak usah terikat dengan tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum. Pembelajaran selama belajar di rumah berfokus kepada pendidikan kecakapan hidup antara lain pandemi Covid-19. Selanjutnya juga dijelaskan aktivitas dan tugasnya bervariasi dengan umpan balik yang bersifat kualitatif bukan kuantitatif (angka).
Sedangkan dari sisi kepala sekolah kita diharapkan untuk lebih memantau dan memfasilitasi kawan-kawan guru dalam pembelajaran jarak jauh ini. Untuk lebih lebih lengkapnya, maka hasil survey ini dapat dilihat dari data di bawah ini.
Waktu dan Peralatan Pembelajaran Jarak Jauh
Aplikasi dan Flatform dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Interaksi Guru dan SiswaHasil survey ini yang bisa kita ambil sebagai patokan utama untuk evaluasi pembelajaran jarak jauh ke depan adalah kurangnya interaksi atau umpan balik dari guru kepada siswa. Banyak guru hanya memberikan tugas saja tanpa ada bimbingan atau interaksi dengan siswanya. Kemudian juga banyaknya tugas yang diberikan guru dengan batas waktu yang sempit. Selanjutnya juga masih sedikit guru yang menggunakan platform gratis seperti rumah belajar.
Jadi berdasarkan temuan tersebut maka sebaiknya kita sebagai guru agar lebih banyak interaksi atau pun umpan balik kepada siswanya dengan tugas yang diberikan bervariasi dan tidak terlalu banyak serta perlu dikoordinasikan dengan guru yang lain. Interaksi ini bisa saja kita menggunakan Zoom, Google Duo, Webex, atau yang lainnya bagi sekolah atau siswanya yang memadai dari sisi fasilitas.
Sedangkan untuk pembelajaran yang tidak secara daring sebaiknya kita guru menyiapkan modul untuk pembelajaran. Siswa dapat menjawab pertanyaan dari modul tersebut menggunakan bahan yang ada terdapat dalam modul tersebut serta sekaligus bisa mengevaluasi pembelajarnnya secara mandiri.
Sejalan dengan surat edaran Mendikbud No 4 Tahun 2020 tentang kebijakan pendidikan selama pandemi Covid-19 sudah jelas menyatakan bahwa guru tidak usah terikat dengan tuntutan untuk menuntaskan seluruh capaian kurikulum. Pembelajaran selama belajar di rumah berfokus kepada pendidikan kecakapan hidup antara lain pandemi Covid-19. Selanjutnya juga dijelaskan aktivitas dan tugasnya bervariasi dengan umpan balik yang bersifat kualitatif bukan kuantitatif (angka).
Sedangkan dari sisi kepala sekolah kita diharapkan untuk lebih memantau dan memfasilitasi kawan-kawan guru dalam pembelajaran jarak jauh ini. Untuk lebih lebih lengkapnya, maka hasil survey ini dapat dilihat dari data di bawah ini.
Waktu dan Peralatan Pembelajaran Jarak Jauh
Aplikasi dan Flatform dalam Pembelajaran Jarak Jauh
Ragam Penugasan
Kesulitan yang Dihadapi Siswa
Usulan Siswa untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Rekomendasi KPAI
Sumber : Survey Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan Penilaian Jarak Jauh Berbasis Pengaduan KPAI
0 komentar:
Posting Komentar