Salah satu indikator kompetensi profesional adalah kompetensi pengembangan profesi. Satu di antara pengembangan profesi adalah kemampuan dalam bidang penelitian dan pengembangan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak kepala sekolah/madrasah yang perlu diperkaya kemampuannya dalam bidang penelitian dan pengembangan. Sebagian dari mereka masih ada yang belum memahami bagaimana membuat proposal, melaksanakan, dan melaporkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan baik. Sebagian dari mereka ada yang sudah memahami tetapi belum melakukannya. Sebenarnya untuk membuat proposal, melaksanakannya, dan melaporkan PTS ini tidak lah terlalu sulit, yang terpenting ada kemauan. Dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Selamat
membaca dan mempelajari PTS ini. Setelah mempelajari ini, Bapak/Ibu diharapkan
dapat membuat proposal, melaksanakan, dan membuat laporan hasil PTS dengan
baik, yang pada akhirnya dapat menggerakkan guru dan siswa untuk berkreasi,
berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala
sekolah/madrasah hanya akan berusaha untuk melaksanakan PTS jika ada komitmen
yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa
ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah
mempelajari dan mempraktikkan materi PTS ini, jika ada kemauan yang kuat.
Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Pemecahan masalah secara
intuisi dan sistematis yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses melalui
rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka
mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi,
memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri wirausaha. Selamat belajar!
Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di
sekolah/madrasah dan pengelolaan sekolah/madrasah, kepala sekolah dapat
melakukan PTS sekaligus sebagai sarana pengembangan profesinya (Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru), PTS merupakan penelitian
yang berawal dari permasalahan sekolah, diselesaikan melalui tindakan spesifik
dari gagasan peneliti untuk mengatasi permasalahan sekolah. Dengan demikian, yang
pertama harus ada dalam setiap penelitian termasuk PTS bukanlah diawali dengan
membuat judul tetapi diawali dengan menemukan adanya masalah.
Masalah-masalah yang akan dirumuskan adalah
masalah-masalah aktual dan sangat
penting dan mendesak untuk segera dipecahkan. Jika masalah-masalah itu tidak
segera diatasi, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap sekolah. Oleh karena itu, diperlukan tindakan spesifik
yang diyakini benar-benar dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.
Saat ini, penelitian paling banyak dilakukan oleh guru,
kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah adalah penelitian
tindakan. Penelitian tindakan yang dilakukan guru disebut Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Penelitian tindakan dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan
pengawas sekolah/madrasah disebut PTS. PTK bertujuan memecahkan masalah-masalah
pembelajaran di kelas, sedangkan PTS
bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di sekolah.
PTS adalah tindakan ilmiah yang dilakukan kepala sekolah/madrasah untuk memecahkan masalah di
sekolah/madrasah yang dibinanya Mills, 2003;
Stringer, 2004; Glickman etr al., 2007; Hopkins,2008). Berdasarkan
definisi tersebut, maka ciri utama PTS adalah melakukan tindakan nyata untuk
memperbaiki keadaan sekolah yang berfokus pada
peningkatkan mutu pembelajaran oleh guru yang mampu menghasilkan siswa
yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan
bernaluri kewirausahaan.
Tujuan PTS
adalah untuk:
1.
Memperbaiki kondisi saat ini yang terjadi di sekolah (ini yang paling
utama),
2.
Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, hasil pendidikan, manajemen dan
pembelajaran termasuk mutu guru khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran
yang mampu menciptakan siswa yang kreatif, inovatif, pemecah masalah, berpikir
kritis, dan bernaluri kewirausahaan;
3.
Meningkatkan kemampuan profesional sebagai kepala sekolah/madrasah;
4.
Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sehingga tercipta sikap
kreatif, inovatif, pemecah masalah, berpikir kritis, dan kewirausahaan di dalam
melakukan perbaikan mutu pendidikan.
5.
Membimbing guru dalam membuat proposal, melaksanakan, dan melaporkan hasil
PTS.
Ciri utama PTS adalah sebagai berikut.
- Adanya tindakan nyata untuk mengatasi masalah (ini ciri yang paling utama).
2.
Didasarkan pada masalah yang dihadapi kepala sekolah/madrasah.
3.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
4.
Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
5.
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan praktik manajemen sekolah yang
berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran.
6. Dilaksanakan minimal dua siklus. Setiap siklus ada empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Basuki Wibawa,2004).
Ketika melaksanakan PTS perlu memperhatikan etika antara lain sebagai
berikut.
1.
Bersikap jujur misalnya tidak plagiat, tidak fiktif, dan tidak merubah
data, menuliskan sumber referensi yang dikutip.
2.
Tidak boleh mengganggu tugas pokok dan fungsi kepala sekolah/madrasah.
3.
Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru dan
kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah.
4.
Jangan terlalu banyak menyita waktu dalam pengambilan data, dan lain-lain.
5.
Meminta ijin kapada orang-orang yang diteliti.
6.
Menjamin kerahasiaan data responden yang diteliti.
F. Perbedaan PTS oleh Pengawas Sekolah/Madrasah, PTS oleh Kepala
Sekolah/ Madrasah, dan PTK oleh Guru
Beda
penelitian tindakan untuk pengawas sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah madrasah, dan guru adalah seperti tabel di
bawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Tindakan untuk Pengawas Sekolah/Madrasah,
Kepala Sekolah/Madrasah, dan Guru
Peneliti
|
Penelitian
Tindakan
|
Subjek
Penelitian
|
Objek
Penelitian atau Ruang Lingkup PTS untuk Penguatan
|
Pengawas sekolah/ madrasah
|
Sekolah/ madrasah
|
Kepala sekolah/ madrasah
|
·
Kompetensi kepala
sekolah/madrasah termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir
kritis, dan naluri kewirausahaan.
· Tugas pokok dan fungsi
kepala sekolah/ madrasah.
·
Peranan kepala sekolah/ madrasah
|
Guru
|
· Kompetensi guru termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
· Tugas pokok dan fungsi guru.
· Peranan guru.
|
||
Tenaga kependidikan
|
· Kompetensi tenaga
kependidikan. kepala sekolah/ madrasah termasuk
kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
· Tugas pokok dan fungsi
tenaga kependidikan.
· Peranan tenaga kependidikan.
|
||
Kepala sekolah/
madrasah
|
Sekolah
|
Guru
|
·
Kompetensi guru termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah,
berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
·
Tugas pokok dan fungsi guru.
·
Peranan guru.
|
Tenaga kependidikan
|
·
Kompetensi
tenaga kependidikan termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah,
berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
·
Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan.
·
Peranan tenaga kependidikan.
|
||
Siswa
|
Kompetensi siswa termasuk
kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
|
||
Guru
|
Kelas
|
Siswa
|
Kompetensi siswa termasuk
kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
|
Perbedaan antara PTS dengan bukan
PTS.
Tabel 2. Perbedaan PTS
dengan Bukan PTS
Aspek
|
PTS
|
Bukan
PTS
|
Dilaksanakan oleh
|
Praktisi yaitu kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah
|
Teoretisi yaitu ilmuan di luar sekolah.
|
Tujuan penelitian
|
Tidak untuk menguji teori tetapi untuk memecahkan masalah,
meningkatkan mutu praktik. Tidak ada hipotesis.
Tidak untuk
solusi yang berlaku umum (generalisasi).
|
Menguji teori melalui hipotesis /dan atau mengembangkan
pengetahuan baru.
Untuk mendapatkan generalisasi.
|
Tipe pengumpulan data
|
Kualitatif/dan atau kuantitatif
|
Kualitatif/dan atau kuantitatif.
|
Maksud pengumpulan dan analisis data
|
Menemukan masalah praktis, mengarahkan rencana
tindakan, hasil-hasil evaluasi.
|
Mendapatkan pemahaman terhadap gejala, dan menguji
hipotesis.
|
Standar mutu penelitian
|
Hasil penelitian menyebabkan adanya perubahan
|
Reviu metode dan hasil oleh teman sejawat
|
Pemakai utama |
Warga sekolah/madrasah
|
Peneliti lainnya, profesional, pemerintah, dan
swasta.
|
(Glickman, 2008)
Langkah-langkah
PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah PTS seperti gambar
berikut
Gambar 1. Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)
Keterangan Gambar:
Satu siklus meliputi empat langkah yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Perencanaan
Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti
saat akan memulai tindakannya. Agar perencanaan mudah dipahami oleh objek yang
melakukan tindakan, maka peneliti membuat panduan tindakan yang menggambarkan:
(a) apa yang harus dilakukan objek, yang melakukan tindakan kepala
sekolah/madrasah /madrasah;
(b) kapan dan berapa lama dilakukan;
(c) di mana dilakukan;
(d) fasilitas yang
diperlukan; dan
(e) jika tindakan sudah selesai, apa tindak lanjutnya.
Pelaksanaan (Tindakan)
Pelaksanaan adalah penerapan dari perencanaan. Hal-hal
yang harus diperhatikan kepala sekolah/madrasah adalah:
(a) apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan
perencanaan?.
(b) bagaimana kelancaran proses tindakan yang dilakukan objek yang melakukan tindakan?,
(c) bagaimanakah situasi proses tindakan?,
(d) apakah objek yang melakukan tindakan mampu melaksanakan
tindakan dengan penuh semangat?, dan
(e) bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu?
(f) PTS merupakan penelitian yang mengikutsertaan secara
aktif peran guru dan siswa dalam
berbagai tindakan
(g) Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi)
dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang
mantap dan valid guna melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya memecahkan
masalah yang terjadi.
(h) Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan
dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran)
Pengamatan
Pengamatan adalah pencermatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Hal-hal yang diamati adalah unsur-unsur dari proses tindakan dalam pelaksanaan
di atas. Antara pelaksanaan dengan pengamatan bukan urutan karena waktu
terjadinya bersamaan. Pengamatan harus menggunakan format pengamatan. Akan
lebih baik jika pengamatan dilengkapi video untuk merekam peristiwa ketika guru
sedang mengajar misalnya, kemudian dibahas bersama ketika refleksi.
Siapakah yang dapat melakukan pengamatan? Pengamatan
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
(a) Pengamatan dapat dilakukan oleh orang lain, yaitu
pengamat yang diminta oleh peneliti untuk mengamati proses pelaksanaan
tindakan, bertugas mengamati apa saja yang dilakukan oleh objek yang diteliti.
(b) Pengamatan dapat dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu
apa yang sedang ia lakukan, sekaligus mengamati apa yang dilakukan oleh objek
yang diteliti dan bagaimana proses berlangsung.
Alternatif a lebih baik daripada b karena hasil
pengamatan lebih asli dan objektif. Kesulitannya adalah peneliti harus mencari
teman yang cermat dan dapat mengamati pelaksanaan; kesepakatan menentukan waktu
yang sama.
Tahapan pengamatan dan pencatatan semua aktivitas
PTS dilakukan bersamaan dengan saat
pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi
keduanya berlangsung dalam waktu yang sama.
Salah satu atau lebih kegiatan dari pengelolaan
sekolah/madrasah yang dilakukan Kepala
SD/MI menurut Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pada tahapan ini,
si peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang
diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data
ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun.
Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari
waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data pengelolaan
sekolah/madrasah. Instrumen yang umum dipakai adalah lembar observasi, dan
cacatan lapangan yang dpakai untuk
memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar
observasi, misalnya aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung,
reaksi mereka, atau pentunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan
dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
Sebagai contoh pada satu usulan PTS akan dikumpulkan
data sebagai berikut : (1) data jumlah guru, (2) data kualifikasi
guru, (3) data daftar hadir guru, data kinerja guru, sebagainya. Lembar
observasi guna memperoleh data kedisipinan guru dan lapangan.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui
keabsahannya. Berbagai teknik dapat
dilakukan untuk tujuan ini, seperti misalnya teknik triangulasi, membandingkan
data yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah
baku, dan lain sebagainya. Data yang
telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun
dalam penerikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statitika dapat
digunakan.
Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh
tindakan yang telah dilakukan, berdasakan data yang telah terkumpul, dan
kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
Refleksi dalam PTS mencakup analisis, sintesis, dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat
masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui
siklus berikutnya yang meliputi kegiatan
: perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan
dapat teratasi (Hopkins, 1993).
Refleksi adalah
merenungkan hasil pengamatan. Kepala sekolah/madrasah /madrasah
harus melibatkan objek yang melakukan tindakan. Mereka diminta untuk mengingat
kembali peristiwa yang terjadi ketika PTS berlangsung, serta mengemukakan
perasaannya senang atau tidak mengemukakan pendapat dan usul-usul untuk
perbaikan siklus berikutnya. Dalam penilaian laporan PTS. Uraian refleksi ini sangat diperhatikan
oleh pembaca, penilai, atau penguji, dicermati bagaimana peneliti melakukannya,
dan bagaimana tindak lanjut dari refleksi tersebut. Hal yang sangat
diperhatikan pembaca, penilai, atau penguji adalah apakah hasil refleksi ini
digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan pada siklus berikutnya
atau tidak karena sangat penting untuk dijadikan masukan perbaikan perencanaan
siklus berikutnya.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan
yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi
kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan
yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari
tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai
hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua,
maka kepala sekolah/madrasah /madrasah
dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam
siklus pertama.
Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan kepala
sekolah/madrasah /madrasah belum merasa
puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama
dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus
dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun
ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
Tunjukkan
siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan
yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus
diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan
belajar di sekolah. Untuk dapat membantu
menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok
rencana kegiatan dalam suatu tabel
sebagaimana contoh berikut ini.
Tabel 3.
Pokok-pokok Rencana Kegiatan
Siklus I
|
Perencanaan :
Indentifikasi
masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
|
Masalah: Sebagian guru (40%) masih rendah inovasi mengajarnya.
· Mengembangkan skenario peningkatan inovasi
mengajar guru.
Alternatif tindakan:
1. Menerapkan pemberian cara berinovasi
2. Menerapkan pengakuaan/penghargaan.
3. Menerapkan sanksi.
|
|
Tindakan
|
·
Menerapkan tindakan mengacu pada skenario menginovasi
guru dalam mengajar.
|
||
Pengamatan
|
·
Melakukan observasi dengan memakai format observasi
·
Menilai hasil tindakan
dengan menggunakan format ciri-ciri inovator.
|
||
Refleksi
|
·
Melakukan
evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan.
·
Melakukan
pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, dll.
·
Memperbaiki
pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus
berikutnya
·
Evaluasi
tindakan I
|
||
Siklus II
|
Perencanaan
|
·
Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif
pemecahan masalah.
·
Pengembangan program tindakan II
|
|
Tindakan
|
·
Pelaksanaan program tindakan II
|
||
Pengamatan
|
·
Pengumpulan
data tindakan II
|
||
Refleksi
|
·
Evaluasi
Tindakan II
|
||
·
Siklus- siklus berikutnya
|
|||
·
Kesimpulan, Saran, Rekomendasi
|
Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan
pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk dapat
mengetahui apakah tujuan PTS tercapai atau belum. Untuk itu sangat penting untuk menjabarkan terlebih
dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTS yang dirancangkan.
Berikut disajikan contoh indikator utama dan rinciannya,
dari suatu kegiatan PTS, sebagai berikut.
Tabel 4. Contoh Indikator
Keberhasilan PTS
No.
|
Indikator
keberhasilan PTS
|
Rincian (sub indikator) keberhasilan:
Guru yang inovatif meningkat dari 60 orang menjadi
80 orang.
|
1
|
Semakin PAIKEM-nya
suasana pembelajaran
|
Terciptanya suasana PAKEM.
|
Siswa tidak ada yang mengantuk.
|
||
Belajar melalui media pembelajaran lain (internet,
perpustakaan, dll) dalam penyelesaikan
tugas yang diberikan
|
||
3
|
Semakin
inovatifnya kegiatan PBM yang dilakukan siswa
|
Belajar
dalam kelompok
|
Mengembangkan
data dan bahan secara inovatif
|
||
Mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan yang lain
|
||
Mengkontruksi, berkontribusi dan melakukan sintesis
informasi
|
||
Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri
|
||
Bekerja
secara inovatif
|
||
4
|
Meningkatnya kemampuan melakukan penilaian terhadap
diri sendiri
|
Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target
waktu penyelesaian tugas yang telah ditetapkan
|
Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan
kualitas tugas yang telah dikerjakan
|
||
Meningkatnya
kehadiran guru dan siswa
|
Dari rincian subindikator di atas, dirancang
format-format yang akan dipakai dalam pengumpulan data. Apabila dicermati
sebagian terbesar dari data yang akan dikumpulan dari contoh di atas adalah
data kuantitatif. Menggunakan data terkumpul tersebut dilakukan analisis dan
refleksi terhadap tindakan yang telah
dilakukan.
Sumber:
Depdiknas,
2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Materi
Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: Direktotat Tenaga
Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan. Kementerian Pendidikan Nasional.
numpang promote ya min ^^
BalasHapusUntuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||
Tolong berikan link untuk download file nya pak
BalasHapus