Selasa, 02 April 2019

KONSEP PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH (Tulisan Pertama)


Salah satu indikator kompetensi profesional adalah kompetensi pengembangan profesi. Satu di antara pengembangan profesi adalah kemampuan dalam bidang penelitian dan pengembangan. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak kepala sekolah/madrasah yang perlu diperkaya kemampuannya dalam bidang penelitian dan pengembangan. Sebagian dari mereka masih ada yang belum memahami bagaimana membuat proposal, melaksanakan, dan melaporkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) dengan baik. Sebagian dari mereka ada  yang sudah memahami tetapi belum melakukannya. Sebenarnya untuk membuat proposal, melaksanakannya, dan melaporkan PTS ini tidak lah terlalu sulit, yang terpenting ada kemauan. Dimana ada kemauan disitu ada jalan.
Selamat membaca dan mempelajari PTS ini. Setelah mempelajari ini, Bapak/Ibu diharapkan dapat membuat proposal, melaksanakan, dan membuat laporan hasil PTS dengan baik, yang pada akhirnya dapat menggerakkan guru dan siswa untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan. Kepala sekolah/madrasah hanya akan berusaha untuk melaksanakan PTS jika ada komitmen yang kuat untuk berubah dan menggerakkan guru dan siswa serta mengetahui bahwa ia akan mendapatkan pengakuan atau penghargaan sewajarnya.
Bapak/Ibu akan mudah mempelajari dan mempraktikkan materi PTS ini, jika ada kemauan yang kuat. Bukankah, di mana ada kemauan di situ ada jalan? Pemecahan masalah secara intuisi dan sistematis yang sudah Bapak/Ibu praktikkan dengan sukses melalui rencana tindak lanjut, akan menjadi contoh bagi guru dan siswa dalam rangka mengubah pola pikir untuk berkreasi, berinovasi, memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri wirausaha. Selamat belajar!

Dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah/madrasah dan pengelolaan sekolah/madrasah, kepala sekolah dapat melakukan PTS sekaligus sebagai sarana pengembangan profesinya  (Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru), PTS merupakan penelitian yang berawal dari permasalahan sekolah, diselesaikan melalui tindakan spesifik dari gagasan peneliti untuk mengatasi permasalahan sekolah. Dengan  demikian, yang pertama harus ada dalam setiap penelitian termasuk PTS bukanlah diawali dengan membuat judul tetapi diawali dengan menemukan adanya masalah. 
Masalah-masalah yang akan dirumuskan adalah masalah-masalah aktual  dan sangat penting dan mendesak untuk segera dipecahkan. Jika masalah-masalah itu tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap sekolah.  Oleh karena itu, diperlukan tindakan spesifik yang diyakini benar-benar dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.
Saat ini, penelitian paling banyak dilakukan oleh guru, kepala sekolah/madrasah    dan pengawas sekolah/madrasah   adalah penelitian tindakan. Penelitian tindakan yang dilakukan guru disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan dilakukan oleh kepala sekolah/madrasah dan pengawas sekolah/madrasah disebut PTS. PTK bertujuan memecahkan masalah-masalah pembelajaran di kelas, sedangkan  PTS bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di sekolah. 

B. Definisi PTS   
           PTS adalah tindakan ilmiah  yang dilakukan kepala sekolah/madrasah    untuk memecahkan masalah di sekolah/madrasah yang dibinanya Mills, 2003;  Stringer, 2004; Glickman etr al., 2007; Hopkins,2008). Berdasarkan definisi tersebut, maka ciri utama PTS adalah melakukan tindakan nyata untuk memperbaiki keadaan sekolah yang berfokus pada  peningkatkan mutu pembelajaran oleh guru yang mampu menghasilkan siswa yang kreatif, inovatif, mampu memecahkan masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan.

Tujuan PTS adalah untuk:
1.   Memperbaiki kondisi saat ini yang terjadi di sekolah (ini yang paling utama),
2.   Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, hasil pendidikan, manajemen dan pembelajaran termasuk mutu guru khususnya yang berkaitan dengan pembelajaran yang mampu menciptakan siswa yang kreatif, inovatif, pemecah masalah, berpikir kritis, dan bernaluri kewirausahaan;
3.   Meningkatkan kemampuan profesional sebagai kepala sekolah/madrasah;
4.   Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sehingga tercipta sikap kreatif, inovatif, pemecah masalah, berpikir kritis, dan kewirausahaan di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan.
5.   Membimbing guru dalam membuat proposal, melaksanakan, dan melaporkan hasil PTS.

       Ciri utama  PTS adalah sebagai berikut.
  1. Adanya tindakan nyata untuk mengatasi masalah (ini ciri yang paling utama).
2.    Didasarkan pada masalah yang dihadapi kepala sekolah/madrasah.
3.    Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya.
4.    Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi.
5.    Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan praktik manajemen sekolah yang berfokus pada peningkatan mutu pembelajaran.
6.    Dilaksanakan minimal dua siklus. Setiap siklus ada empat tahap yaitu  perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Basuki Wibawa,2004).

Ketika melaksanakan PTS perlu memperhatikan etika antara lain sebagai berikut.
1.    Bersikap jujur misalnya tidak plagiat, tidak fiktif, dan tidak merubah data, menuliskan sumber referensi yang dikutip.
2.    Tidak boleh mengganggu tugas pokok dan fungsi kepala sekolah/madrasah.
3.    Tidak boleh mengganggu proses pembelajaran dan tugas mengajar guru dan kegiatan pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah.
4.    Jangan terlalu banyak menyita waktu dalam pengambilan data, dan lain-lain.
5.    Meminta ijin kapada orang-orang yang diteliti.
6.    Menjamin kerahasiaan data responden yang diteliti.

F.    Perbedaan PTS oleh Pengawas Sekolah/Madrasah, PTS oleh Kepala Sekolah/ Madrasah,  dan PTK oleh Guru
               Beda penelitian tindakan untuk pengawas sekolah/madrasah, kepala sekolah/madrasah   madrasah, dan guru adalah seperti tabel di bawah ini.
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Tindakan untuk Pengawas    Sekolah/Madrasah, Kepala  Sekolah/Madrasah, dan Guru
Peneliti
Penelitian Tindakan
Subjek Penelitian
Objek Penelitian atau Ruang Lingkup PTS untuk Penguatan
Pengawas sekolah/ madrasah
Sekolah/ madrasah
Kepala sekolah/ madrasah


·        Kompetensi  kepala sekolah/madrasah  termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
·       Tugas pokok dan fungsi kepala  sekolah/ madrasah.
·         Peranan kepala sekolah/ madrasah
Guru


·       Kompetensi guru termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
·       Tugas pokok dan fungsi guru.
·       Peranan guru.
Tenaga kependidikan


·       Kompetensi tenaga kependidikan. kepala sekolah/ madrasah   termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
·       Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan.
·       Peranan tenaga kependidikan.
Kepala sekolah/
madrasah
Sekolah
Guru



·        Kompetensi  guru termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
·        Tugas pokok dan fungsi guru.
·        Peranan guru.
Tenaga kependidikan


·        Kompetensi  tenaga kependidikan termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis,dan naluri kewirausahaan.
·        Tugas pokok dan fungsi tenaga kependidikan.
·        Peranan tenaga kependidikan.
Siswa
Kompetensi siswa termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.
Guru
Kelas
Siswa
Kompetensi siswa termasuk kreativitas, inovasi, pemecahan masalah, berpikir kritis, dan naluri kewirausahaan.

Perbedaan antara PTS dengan bukan PTS.
Tabel 2. Perbedaan PTS dengan Bukan PTS
 
Aspek
PTS
Bukan PTS
Dilaksanakan oleh
Praktisi yaitu kepala sekolah/madrasah, pengawas sekolah/madrasah
Teoretisi yaitu ilmuan di luar sekolah.
Tujuan penelitian
Tidak untuk menguji teori  tetapi untuk memecahkan masalah, meningkatkan mutu praktik. Tidak ada hipotesis.
Tidak untuk  solusi yang berlaku umum (generalisasi).
Menguji teori melalui hipotesis /dan atau mengembangkan pengetahuan baru.

Untuk mendapatkan generalisasi.
Tipe pengumpulan data
Kualitatif/dan atau kuantitatif
Kualitatif/dan atau kuantitatif.
Maksud pengumpulan dan analisis data
Menemukan masalah praktis, mengarahkan rencana tindakan, hasil-hasil evaluasi.
Mendapatkan pemahaman terhadap gejala, dan menguji hipotesis.
Standar mutu penelitian

Hasil penelitian menyebabkan adanya  perubahan
Reviu metode dan hasil  oleh teman sejawat

Pemakai utama
Warga sekolah/madrasah  
Peneliti lainnya, profesional, pemerintah, dan swasta.
(Glickman, 2008)
Langkah-langkah PTS yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan  refleksi. Langkah-langkah PTS seperti gambar berikut
Gambar 1. Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)
Keterangan Gambar:
Satu siklus meliputi empat langkah yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Perencanaan
Perencanaan adalah langkah awal yang dilakukan peneliti saat akan memulai tindakannya. Agar perencanaan mudah dipahami oleh objek yang melakukan tindakan, maka peneliti membuat panduan tindakan yang menggambarkan:
(a)    apa yang harus dilakukan objek, yang melakukan tindakan kepala sekolah/madrasah   /madrasah;
(b)    kapan dan berapa lama dilakukan;
(c)    di mana dilakukan;
(d)    fasilitas yang diperlukan; dan
(e)    jika tindakan sudah selesai, apa tindak lanjutnya.
Pelaksanaan (Tindakan)
Pelaksanaan adalah penerapan dari perencanaan. Hal-hal yang harus diperhatikan kepala sekolah/madrasah adalah:
(a)    apakah ada kesesuaian antara pelaksanaan dengan perencanaan?.
(b)    bagaimana kelancaran proses tindakan yang dilakukan objek yang melakukan tindakan?,
(c)    bagaimanakah situasi proses tindakan?,
(d)    apakah objek yang melakukan tindakan mampu melaksanakan tindakan dengan penuh semangat?, dan
(e)    bagaimanakah hasil keseluruhan dari tindakan itu?
(f)     PTS merupakan penelitian yang mengikutsertaan secara aktif peran guru dan siswa  dalam berbagai  tindakan
(g)    Kegiatan refleksi (perenungan, pemikiran dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggunakan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikkan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi.
(h)    Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi  pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran)
Pengamatan
Pengamatan adalah pencermatan terhadap pelaksanaan tindakan. Hal-hal yang diamati adalah unsur-unsur dari proses tindakan dalam pelaksanaan di atas. Antara pelaksanaan dengan pengamatan bukan urutan karena waktu terjadinya bersamaan. Pengamatan harus menggunakan format pengamatan. Akan lebih baik jika pengamatan dilengkapi video untuk merekam peristiwa ketika guru sedang mengajar misalnya, kemudian dibahas bersama ketika refleksi.
Siapakah yang dapat melakukan pengamatan? Pengamatan dilakukan dengan cara sebagai berikut.
(a)    Pengamatan dapat dilakukan oleh orang lain, yaitu pengamat yang diminta oleh peneliti untuk mengamati proses pelaksanaan tindakan, bertugas mengamati apa saja yang dilakukan oleh objek yang diteliti.
(b)    Pengamatan dapat dilakukan oleh peneliti sendiri, yaitu apa yang sedang ia lakukan, sekaligus mengamati apa yang dilakukan oleh objek yang diteliti dan bagaimana proses berlangsung.
Alternatif a lebih baik daripada b karena hasil pengamatan lebih asli dan objektif. Kesulitannya adalah peneliti harus mencari teman yang cermat dan dapat mengamati pelaksanaan; kesepakatan menentukan waktu yang sama.
Tahapan pengamatan dan pencatatan semua aktivitas PTS  dilakukan bersamaan dengan saat pelaksanaan. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya berlangsung dalam waktu yang sama. 
Salah satu atau lebih kegiatan dari pengelolaan sekolah/madrasah    yang dilakukan Kepala SD/MI menurut Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Pada tahapan ini,  si peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pekasanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan format observasi/penilaian yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Data yang dikumpulkan dapat berupa data pengelolaan sekolah/madrasah. Instrumen yang umum dipakai adalah lembar observasi, dan cacatan  lapangan yang dpakai untuk memperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, misalnya aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau pentunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi.
Sebagai contoh pada satu usulan PTS akan dikumpulkan data  sebagai berikut :  (1) data jumlah guru, (2) data kualifikasi guru, (3) data daftar hadir guru, data kinerja guru, sebagainya. Lembar observasi guna memperoleh data kedisipinan guru dan lapangan.
Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya.  Berbagai teknik dapat dilakukan untuk tujuan ini, seperti misalnya teknik triangulasi, membandingkan data yang diperoleh dengan data lain, atau kriteria tertentu yang telah baku,  dan lain sebagainya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam penerikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis statitika dapat digunakan.
Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasakan data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya.
Refleksi dalam PTS mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat masalah dari proses refleksi, maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus  berikutnya yang meliputi kegiatan : perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi (Hopkins, 1993).
 Refleksi adalah merenungkan hasil pengamatan. Kepala sekolah/madrasah   /madrasah  harus melibatkan objek yang melakukan tindakan. Mereka diminta untuk mengingat kembali peristiwa yang terjadi ketika PTS berlangsung, serta mengemukakan perasaannya senang atau tidak mengemukakan pendapat dan usul-usul untuk perbaikan siklus berikutnya. Dalam penilaian laporan  PTS. Uraian refleksi ini sangat diperhatikan oleh pembaca, penilai, atau penguji, dicermati bagaimana peneliti melakukannya, dan bagaimana tindak lanjut dari refleksi tersebut. Hal yang sangat diperhatikan pembaca, penilai, atau penguji adalah apakah hasil refleksi ini digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki perencanaan pada siklus berikutnya atau tidak karena sangat penting untuk dijadikan masukan perbaikan perencanaan siklus berikutnya.
Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya bila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau menguatkan hasil. Tapi umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama.  Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka kepala sekolah/madrasah   /madrasah dapat melanjutkan dengan tahap kegiatan-kegiatan seperti yang terjadi dalam siklus pertama.
Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan kepala sekolah/madrasah   /madrasah belum merasa puas, dapat melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus terdahulu. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun ada saran, sebaiknya tidak kurang dari dua siklus.
Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat juga jadwal kegiatan belajar di sekolah.  Untuk dapat membantu menyusun bagian ini, disarankan untuk terlebih dahulu menuliskan pokok-pokok rencana kegiatan dalam suatu tabel  sebagaimana contoh  berikut ini.
Tabel 3. Pokok-pokok Rencana Kegiatan
Siklus I
Perencanaan :
Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
Masalah: Sebagian guru (40%) masih rendah inovasi mengajarnya.
·    Mengembangkan skenario peningkatan inovasi mengajar guru.
   Alternatif tindakan:
1.    Menerapkan pemberian cara berinovasi
2.    Menerapkan pengakuaan/penghargaan.
3.    Menerapkan sanksi.

Tindakan
·    Menerapkan  tindakan mengacu pada skenario menginovasi guru dalam mengajar.

Pengamatan
·    Melakukan observasi  dengan memakai format observasi
·    Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format ciri-ciri inovator.

Refleksi
·    Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi  mutu, jumlah dan waktu  dari setiap macam tindakan.
·    Melakukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario, dll.
·    Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya
·    Evaluasi tindakan I

Siklus II
Perencanaan
·    Indentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
·    Pengembangan program tindakan II

Tindakan
·    Pelaksanaan  program tindakan II

Pengamatan
·    Pengumpulan data tindakan II

Refleksi
·    Evaluasi Tindakan II

·    Siklus- siklus berikutnya
·    Kesimpulan, Saran, Rekomendasi
Bagaimana hubungan indikator keberhasilan dengan kegiatan pengamatan? Kegiatan pengamatan pada hakikatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTS tercapai atau belum. Untuk itu  sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indikator utama dari kegiatan PTS yang dirancangkan.
Berikut disajikan contoh indikator utama dan rinciannya, dari suatu kegiatan PTS, sebagai berikut.
Tabel 4. Contoh Indikator Keberhasilan PTS
No.
Indikator keberhasilan PTS
Rincian (sub indikator) keberhasilan:
Guru yang inovatif meningkat dari 60 orang menjadi 80 orang. 
1
Semakin PAIKEM-nya  suasana pembelajaran
Terciptanya suasana PAKEM.
Siswa tidak ada yang mengantuk.
Belajar melalui media pembelajaran lain (internet, perpustakaan, dll) dalam penyelesaikan  tugas yang diberikan
3
Semakin inovatifnya kegiatan PBM yang dilakukan siswa
Belajar dalam kelompok
Mengembangkan data dan bahan secara inovatif
Mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan yang lain
Mengkontruksi, berkontribusi dan melakukan sintesis informasi
Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri
Bekerja secara inovatif
4
Meningkatnya kemampuan melakukan penilaian terhadap diri sendiri
Berupaya melakukan penilaian mandiri terhadap target waktu penyelesaian tugas yang telah ditetapkan
Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang telah dikerjakan
Meningkatnya kehadiran guru dan siswa
Dari rincian subindikator di atas, dirancang format-format yang akan dipakai dalam pengumpulan data. Apabila dicermati sebagian terbesar dari data yang akan dikumpulan dari contoh di atas adalah data kuantitatif. Menggunakan data terkumpul tersebut dilakukan analisis dan refleksi terhadap tindakan  yang telah dilakukan.

Sumber:
Depdiknas, 2010. Penelitian Tindakan Sekolah, Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Jakarta: Direktotat Tenaga Kependidikan. Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Kementerian Pendidikan Nasional.

2 komentar:

  1. numpang promote ya min ^^
    Untuk mempermudah kamu bermain guys www.fanspoker.com menghadirkan 6 permainan hanya dalam 1 ID 1 APLIKASI guys,,,
    dimana lagi kalau bukan di www.fanspoker.com
    WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    BalasHapus
  2. Tolong berikan link untuk download file nya pak

    BalasHapus

 

Welcome In Blogger dp-media

Sliding Login Dengan JQuery

Karena Blog ini terbuka untuk umum dengan mendaftar terlebih dahulu menjadi Member

Tutorial Blog

Untuk membuatnya Silahkan : Klik Disini

Member Login

Lost your password?

Not a member yet? Sign Up!